Spirit Gentana: “Ngaji” di Rumah Kala Tahun Baru

Jakarta (1/1). Pemuda LDII Jakarta Selatan menggelar pengajian yang berjudul ‘Spirit Gentana Pengajian Akhir Tahun 2021’ dalam rangka untuk menjaga para generasi muda agar mengisi malam pergantian tahun dengan berbagai hal positif. Acara itu dihelat pada Jumat (31/12).

H. Chotob M. Utomo selaku pembina acara mengatakan, acara ini telah dibuat senyaman mungkin untuk para generasi muda LDII Jakarta Selatan khususnya, meski melalui daring dari rumah, atau di majelis taklim masing-masing.

“Dari awal panitia sudah menyiapkan lomba-lomba kepada setiap generasi muda di majelis taklim yang ada di Jakarta Selatan, saya harap semoga acara ini bermanfaat, dan para remaja menikmati acara ini dengan santai. Didampingi orang tuanya juga. Karena materi yang disampaikan sangat penting, terutama untuk pembinaan generasi yang akan datang,” katanya.

Sebanyak 300 partisipan yang hadir via daring dengan aplikasi Zoom, mengikuti kajian mengenai pembinaan karakter serta antisipasi para generasi muda, dari level usia dini hingga menjelang nikah.

LDII terus mengadakan berbagai program untuk membentuk karakter profesional religius. Sejalan dengan hal itu, acara yang bertema ‘Pergaulanmu Mencerminkan Masa Depanmu’ ini mengangkat materi bahwa cemerlangnya masa depan adalah cerminan dari masa muda yang sekarang.

Dalam HR Bukhori yang disampaikan Ust H. Umar Muchlison disebutkan, perumpamaannya teman duduk yang baik adalah seperti menjumpai penjual minyak wangi yang jika kita berada di dekatnya, akan tercium aroma wangi dan harum. Sedangkan perumpamaan teman duduk yang jelek, yakni jika menjumpai pandai besi atau tukang besi di dekat kita akan tercium bau menyengat atau aroma terbakar serta hawa panas yang membuat kita tidak nyaman.

Terkait dengan hal itu, para generasi muda sekarang bebas bergaul dengan siapa saja, namun perlu memasang ‘filter’ agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif. Sehingga tidak membuang waktu pada masa muda.

Dalam Alquran juga ditegaskan di surat Hud ayat 113, ‘Janganlah cenderung (condong) kepada orang yang zalim, yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai penolong selain Allah, sehingga kamu tidak diberi pertolongan’.

“Sebagai anak muda terutama remaja masjid yang memiliki keimanan, jangan sampai kehilangan identitas pemuda beriman dimana pun,” ujarnya, sebagai salah satu pemateri.

KH Aceng Karimullah, Dewan Penasihat DPD LDII Jakarta Selatan yang juga hadir sebagai pemateri malam itu, menekankan bahwa kegiatan ini bukan sebagai ‘penyambutan’ tahun baru, tapi pengajian bersama para remaja LDII, terutama membahas mengenai pendidikan karakter remaja.

“Melalui pengajian ini, para remaja perlu pengetahuan mengenai tanggung jawab di akhirat kelak. Dalam proses hisab nanti, setiap individu akan dimintai tanggung jawab; umur yang diberikan dipakai untuk apa, ilmu yang didapat itu untuk apa, hartanya didapat dari mana dan penyaluran hartanya kemana, tubuhnya lelah dipakai untuk apa, semua itu akan dipertanyakan di akhirat,” jelasnya.

Ia juga meminta para peserta acara dan generasi muda umumnya, untuk ‘rebut’ 5 hal sebelum datangnya 5 hal; masa muda sebelum datang masa tua, masa sehat sebelum datang sakit, masa kaya sebelum datang kefakiran, masa sempat sebelum sibuk, dan masa hidup sebelum masa mati.

“Masa muda anda dimanfaatkan. Perbanyak pengetahuan, membuat networking banyak teman, nanti akan berguna di masa depan,” tegas KH Aceng.

Lebih lanjut, KH Aceng menekankan para pemuda agar terus mawas diri dengan perbuatan zina sebelum adanya pernikahan, yakni perbuatan yang dapat menjerumuskan pemuda laki-laki atau perempuan ke arah pergaulan bebas.

“Pemuda masa kini perlu menjaga diri secara maksimal, berupaya menghindari perbuatan zina seperti dengan memperbanyak ibadah (doa, dzikir, qiyamul lail), supaya pikiran tidak ada kecondongan melakukan perbuatan zina,” ujarnya.

KH Aceng menjabarkan mengenai upaya pemuda menghindari zina selanjutnya adalah menghindari kondisi berduaan (khalwat), yang dimaksud ini adalah baik berduaan secara fisik atau online. Lalu yang ketiga, para remaja masjid saat bergaul agar percaya diri dan berpengaruh dalam teman bergaul cerminan masa depan, hati-hati dalam berteman, karena keimanan seseorang juga dipengaruhi dari bagaimana ia bergaul atau berteman,” kata KH Aceng.

Usaha selanjutnya yakni melakukan pernikahan, menjaga pandangan (secara bacaan dan tontonan), menyibukkan diri dalam mencari ilmu, sert menyadari adanya resiko setiap perbuatan.

“Puncaknya hikmah adalah rasa takut kepada Allah, jika selama ini mengaji dalam jangka waktu lama, ini disadari dulu sudah mendapat hikmah belum dari mengaji? Jika tidak ada rasa takut kepada Allah setelah mengaji, maka belum mendapat hikmah,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Comment