Bekasi (30/5). Pada masa pandemi virus Corona (Covid-19), pemerintah telah melarang semua jenis kegiatan yang bisa mengumpulkan massa, ketentuan tersebut berlaku selama masa merebaknya virus corona. Tidak terkecuali dengan kegiatan kelulusan santri dan satriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Sya’irullah, Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi Barat.
Namun untuk mewujudkan keinginan para santri, pengurus Ponpes mengadakan kelulusan yang diadakan secara daring/online. Peserta kelulusan mayoritas peserta didik yang sudah pulang ke daerah asalnya masing-masing yang tersebar di seluruh tanah air, bisa merasakan wisuda kelulusan mereka.? “Karena pertimbangan situasi dan pandemi Covid-19, kami memutuskan perubahan jadwal dan tata cara, walaupun sebenarnya sudah kami kondisikan sebelumnya, namun manusia hanya berencana, namun tetap tidak mengurangi keabsahan dan kehidmatan acara,” ujar Pimpinan Ponpes H. Djupri dalam pidatonya.
Meskipun acara diadakan di ruang kepala sekolah, namun dengan menggunakan green screen tercipta tampilan latar seolah-olah di dalam gedung yang luas dan megah. Acara daring ini menggunakan aplikasi Zoom dan disiarkan ke kanal Youtube. Selain pimpinan Ponpes, kepala sekolah, guru, staf dan orangtua santri, hadir pula di dalam acara daring tersebut Pembina Yayasan Sya’airullah K.H. Irvan Yusuf dan Kasie Pendidikan Agama Kota Bekasi H. Mulyono Hilman Hakim.
Dalam pidatonya, Mulyono berpesan agar para santri terus belajar, mengingat pendidikan para santri, berbeda dengan pendidikan pada umumnya.? “Kelulusan pada hakekatnya hanya batas dalam pendidikan formal saja, yang terpenting pendidilan non formal untuk terus digali, Pendidikan religi (agama) di manapun kalian berada pasti akan bermanfaat,” ujar Mulyono.
Di tengah kondisi yang belum menentu dengan adanya wabah virus corona, acara daring tersebut efektif dan sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat dilaksanakan secara cepat dan biaya yang relatif murah. Pondok Pesantren Sya’airullah yang telah berdiri sejak 14 Juli 2002, telah melahirkan ratusan santri dan santriwati hasil swadaya murni warga LDII yang dikelola oleh Yayasan Sya’airullah. (Fin/Aan).
Oleh: Arifin Rusdi (contributor) / Ludhy Cahyana (editor)