Menentang Arus Globalisasi, Meningkatkan Semangat Nasionalisme

Jakarta – Memasuki abad 21 masyarakat Indonesia sepertinya kurang peduli terhadap faham nasionalisme atau wawasan kebangsaan, dimana sebagian menunjukkan kurang perhatian dalam  memelihara, menjaga dan mengembangkannya.

Di usianya yang sudah menginjak 70 tahun, Indonesia telah sekian kali mengalami proses pergantian kepemimpinan. Namun persoalan nasionalisme dan kebangsaan masih menjadi problematika hingga saat ini.

Karena itulah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) memandang sangat perlu untuk menyelenggarakan suatu kegiatan yang dapat ‘membakar’ semangat nasionalisme dalam pembangunan bangsa  dan menjaga keutuhan NKRI.

Foto bersama dengan pemateri
Foto bersama dengan pemateri

 

“Mengapa LDII harus ikut berperan serta dan memandang bahwa NKRI serta empat konsensus itu harus dibela,dipertahankan dan menjadi harga mati, padahal LDII adalah Lembaga Dakwah? Jawabannya adalah, karena di Indonesia, mengamalkan rukun Islam yang lima dan rukun iman yang enam tidak dipersoalkan, sehingga umat Islam bisa beribadah sesuai dengan ajarannya, itu antara lain alasannya,” kata Teddy Suratmadji, ketua DPW LDII Provinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya Teddy mengatakan bahwa proxy war adalah situasi yang sedang berlangsung di dunia ini, dan globalisasi memang merupakan keniscayaan dan tidak dapat dihindari serta sangat berpengaruh pada aktivitas kebangsaan, karenanya, perlu disikapi secara arif dan bijaksana.

Arus globalisasi dapat menyebabkan nilai-nilai yang mengikat persatuan dan kesatuan  bangsa terabaikan, tergeser oleh nilai-nilai dari ‘luar’ yang dipandang sebagai nilai universal. Nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, paham liberalisme diterapkan tanpa dilandasi oleh adat budaya bangsa serta kearifan lokal.

Kondisi tersebut menggambarkan melunturnya semangat nasionalisme. Akibatnya, banyak warga negara merasa tidak terikat dengan aturan kehidupan bermasyarakat, dan bernegara. Tidak merasa memiliki, tidak mempunyai rasa tanggung jawab serta tidak merasa bangga sebagai warga bangsa Indonesia.

“Untuk itu perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh dan serius gerakan untuk memperkokoh wawasan kebangsaan” ujar Teddy. Karena itu, Lembaga Dakwah Islam Indonesia Provinsi DKI Jakarta bersama Kodam Jaya, sepakat menggelar Sarasehan  Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara dengan tema, “Meningkatkan Kesadaran Bela Negara dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI“.

Kol. Budi Suharto didampingi moderator Moenanto, editor Tribun dan Wartakota
Kol. Budi Suharto didampingi moderator Moenanto, editor Tribun dan Wartakota

 

Acara dilaksanakan pada hari minggu (29/5) bertempat di Aula Serba Guna DPP LDII Jalan Tentara Pelajar No.28 Patal Senayan Jakarta, yang diikuti oleh 150 peserta dari unsur kepengurusan LDII tingkat DPD se-Jakarta, kepulauan seribu dan beberapa utusan dari ormas lain. Hadir sebagai nara sumber dan sekaligus membuka secara resmi sarasehan pendidikan wawasan kebangsaan dan bela negara kerjasama antara LDII DPW Provinsi DKI Jakarta dengan Kodam Jaya, Kolonel Arm. Budi Suharto, yang mewakili Pangdam Jaya.

“Saya sangat bangga dengan LDII, sarasehan hari ini mengangkat tema NKRI harga mati,” ungkap Budi Suharto kepada peserta, sembari menyampaikan salam dari Panglima Kodam Jaya.

Duet pemateri : Akademisi Unas Robi Nurhadi (berdiri), dan Taufan Bakrie dari Kesbangpol DKI (duduk)
Duet pemateri : Akademisi Unas Robi Nurhadi (berdiri), dan Taufan Bakire dari Kesbangpol DKI (duduk)

Sementara itu, Ketua DPP LDII H. Achmad Kuntjoro dalam sambutannya mengatakan, Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau, merupakan sebuah negara yang besar. Jumlahnya melebihi setengah dari Eropa, dengan penduduk 240 juta jiwa. Sebagai bangsa negara yang berdaulat dan merdeka berharap agar kita mengikuti ketahanan nasional, dinamika bangsa yang memiliki kemilitansian untuk dikembangkan agar mencapai ketahanan.

“Ada permasalahan mendasar bagi bangsa Indonesia yang perlu kita perhatikan bersama, yaitu kelangkaan pangan, kelangkaan energi, kerusakan lingkungan hidup, narkoba pornografi dan kriminalitas, ini merupakan bagian dari yang menghantui bangsa kita, maka kita harus lebih waspada, agar ancaman dari dalam dan luar, bisa kita atasi bersama-sama,” kata Achmad Kuntjoro.

 

Prof. Syafi'i Mufid menerima cinderamata dari Ketua DPW LDII Teddy Suratmadji
Prof. Syafi’i Mufid menerima cinderamata dari Ketua DPW LDII Teddy Suratmadji

Di sesi berikutnya, Ketua MUI DKI Prof.KH. Ahmad Syafi‘i Mufid menekankan pentingnya peran Indonesia di mata dunia, sejak Indonesia merdeka dari tangan penjajah, para bapak bangsa telah merumuskan lahirnya negara ini melalui kemajemukan. Keberagaman merupakan suatu keniscayaan.

Para tokoh agama Islam pun juga memiliki andil besar dalam hari-hari bersejarah itu. Semua bersatu demi terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lebih lanjut, Prof. Syafi’i Mufid mengapresiasi LDII DKI Jakarta yang telah menggelar sarasehan ini, ia menyaksikan, bahwa LDII merupakan salah salah satu ormas Islam yang  peduli terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu, acara ini perlu diadakan secara berkesinambungan, sehingga program menjaga keutuhan NKRI dapat tersosialisasi dengan baik.

Hadir pula dalam kesempatan itu, Danramil Kebayoran Lama, Muhammadiyah, Akademisi Unas Robi Nurhadi, Taufan Bakire dari Kesbangpol DKI, Editor Tribun dan Wartakota Moenanto sebagai moderator, tokoh agama, dan tokoh masyarakat setempat. (ar/em/lines_dki)

Related posts

Leave a Comment