PC LDII Cilandak Gelar Seminar Inner Child dan Dampaknya pada Pengasuhan

Jakarta, 20 Januari 2025. Pimpinan Cabang ( PC) LDII Cilandak, Jakarta Selatan sukses menggelar  seminar bertema “Mengenali Trauma Masa Lalu (Inner Child) dan Dampaknya pada Pengasuhan”  menghadirkan narasumber ahli, seperti Nidia Fauzia, H. Aceng Karimullah, dan Hj. Nani Sofiani, serta dipandu moderator Nadia Lil Fitri.

Seminar ini membahas berbagai topik seputar inner child dan pengaruhnya terhadap pengasuhan anak. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah diskusi tentang hipnoterapi sebagai metode komunikasi dengan alam bawah sadar. Nidia Fauzia, seorang praktisi hipnoterapi, menjelaskan bahwa terapi ini dapat diterapkan sejak masa kehamilan. Ia menekankan pentingnya berkomunikasi dengan anak secara hati-hati karena luka masa kecil (inner child) dapat tertanam dalam 90 persen ingatan seseorang.

“Memulihkan inner child tidak berarti menghapus luka atau memori tersebut, melainkan merangkul rasa marah dan sedih yang ada. Luka masa kecil dapat terbawa hingga dewasa dan memengaruhi cara seseorang mengasuh anak-anaknya,” ungkap Nidia.

Sementara KH Aceng Karimullah, Ketua Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII, memberikan pandangannya mengenai pentingnya acara ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini perlu dihadiri dengan antusias. Ia juga mendorong pengurus untuk kreatif dalam menyelenggarakan acara serupa. “Ilmu yang didapat dari seminar ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan suasana yang rukun, damai, dan bahagia dalam keluarga serta masyarakat,” ujarnya. 

KH Aceng  yang juga seorang Dewan Penasehat di DPD LDII Jakarta Selatan ini menekankan pentingnya sikap positif dan memaafkan, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW tentang Abu Dom Dom, yang setiap pagi memaafkan orang yang telah menyakitinya.

Pada sesi lain, Nidia Fauzia menyoroti pentingnya merawat diri dan inner child. Ia menjelaskan bahwa menyadari dan memulihkan inner child membantu seseorang memiliki mental yang stabil dalam menghadapi dinamika keluarga, baik dengan pasangan maupun anak-anak. Ia berharap peserta seminar dapat lebih sadar akan luka mereka sendiri dan lebih peduli terhadap kesehatan mental keluarga.

Acara ini ditutup dengan sesi self-healing berupa terapi singkat yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu para peserta melepaskan luka batin mereka. Dengan antusiasme tinggi dari peserta, seminar ini diharapkan memberikan dampak positif dalam pengasuhan dan kehidupan sehari-hari.(*)

Related posts

Leave a Comment