Bupati Nganjuk Tinjau Layanan Kependudukan Digital di Ponpes Al Ubaidah

Nganjuk (25/10). Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur menjadi tuan rumah program “Layanan Jemput Bola Administrasi Kependudukan dan Penerapan Identitas Kependudukan Digital Bersama Kang Marhaen”. Acara itu ditinjau oleh Plt Bupati Ngajuk, Marhaen Djumadi.

“Kalau dilaksanakan di kantor-kantor pemerintah itu biasa. Itu masyarakat yang datang, sekarang dibalik. Pelayanan itu yang melayani terjun langsung ke lapangan, termasuk ke pondok-pondok pesantren,” ujar Marhaen menanggapi lokasi layanan dibuka di Ponpes Al Ubaidah.

Menurutnya, Reformasi Birokrasi harus dimulai dengan perubahan pola pikir di Aparatur Sipil Negara (ASN), bahwa yang melayani, harus melayani sepenuh hati, “Tidak menunggu bola tapi menjemput bola. Sehingga tujuan terakhirnya adalah kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Marhaen menjelaskan percepatan persentase pelayanan kependudukan digital, “Kalau bisa dalam sehari dua hari ada tiga tempat yang dilayani,” tuturnya. Karena, digitalisasi dalam segala hal sudah tak bisa ditolak lagi, termasuk dalam urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

Pelayanan kependudukan saat ini, bukan hanya masalah kecepatan tapi menyangkut digitalisasi dokumen kependudukan, “Saat ini desa pun mengalami digitalisasi, Dinas Dukcapil melalui Kios Cemerlang ini, memberikan jawaban kepada masyarakat. Sehingga seluruh dokumen kependudukan menjadi satu dalam telepon seluler (ponsel) android kita,” ungkapnya.

Ia mengatakan, dengan digitalisasi dokumen kependudukan itu, ponsel warga berfungsi sebagai KTP, paspor, Kartu Keluarga (KK), vaksin, dan lain-lain dalam satu genggaman, “Satu data ada dalam satu ponsel,” imbuhnya. Satu data tersebut, menurutnya bisa dipakai segala hal. Jadi, data-data itu tidak berbeda-beda antarlembaga, misalnya untuk mengukur kemiskinan, antara Dinas Sosial dan Dinas Dukcapil bisa sama, “Jangan sampai ada nama yang bagus di Dinas Perdagangan, tapi nama yang sama muncul pula di Dinas Sosial sebagai penerima bantuan,” Marhaen memisalkan.

Terkait Ponpes Al Ubaidah sebagai tuan rumah, Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah Al Hasany mengatakan layanan pemerintah terhadap rakyat Indonesia sangat luar biasa, “Setiap anggota masyarakat harus tertib administrasi kependudukan, yang dulunya sulit karena harus datang dari tempat yang jauh, pelayanannya lama, bayar pula. Tapi kini alhamdulillah pemerintah langsung turun ke masyarakat,” kata Habib Ubaid.

Menurut Habib Ubaid, pelayanan yang ditunjukkan oleh pemerintah Kabupaten Nganjuk menunjukkan konsep khadimunnas, sebagai pelayan manusia, “Memang seharusnya pemerintah atau penguasa seperti ini. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat,” ungkap Habib Ubaid. Penguasa yang melayani rakyatnya, menurutnya bukan hanya melahirkan kepuasan rakyat tapi juga kebanggaan.

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur menjadi tuan rumah program “Layanan Jemput Bola Administrasi Kependudukan dan Penerapan Identitas Kependudukan Digital Bersama Kang Marhaen”.

Apalagi, menurutnya, selama ini pondok pesantren tidak ada hubungannya dengan Dukcapil, “Saat ini, malah ponpes jadi prioritas utama dan menjadi tuan rumah,” imbuhnya. Langkah Pemkab Nganjuk, tentu meringankan beban masyarakat dari sisi biaya dan tenaga.

Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), Gatut Sugiarto mengatakan, ide untuk menjemput bola dalam pelayanan Dukcapil, karena pihaknya merasakan kesulitan yang dihadapi masyarakat, “Dirjen Dukcapil berinovasi sehingga pelayanan diubah menjadi online, sehingga semua masyarakat tidak perlu datang ke kantor desa, kecamatan atau kabupaten. Namun bila ada kesulitan bisa menghubungi desa, kalau kesulitan ke kecamatan, kalau masih sulit ke Dukcapil,” ujarnya.

Dari pelayanan online itu, pihaknya melihat tidak semua penduduk bisa mendaftar. Untuk itu Dipendukcapil turun ke tengah masyarakat, “Kami mendatangi masyarakat, bahkan mendata disabilitas yang tidak bisa ke mana-mana. Bahkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) juga kami data,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Marhaen menyerahkan penghargaan terhadap para santri yang tergabung dalam PERSINAS ASAD. Mereka berhasil meraih sembilan medali emas dalam Kejuaraan Pencak Silat IPSI IV Kabupaten Nganjuk, yang memperebutkan Piala Dandim 0810. Pertandingan tersebut dilaksanakan di Gedung Juang 45 pada 15-17 Oktober 2022. (kim)

Related posts

Leave a Comment