Jakarta, 10 September 2023 – Dalam upaya memperkuat tali persaudaraan antar-generasi pra nikah dan membantu mereka mengatasi tantangan pasca pandemi, DPD LDII Jakarta Selatan mengadakan temu kangen bertema “Quarter Life Crisis”. Acara itu bertujuan mewadahi pengenalan, interaksi, serta dukungan moril kepada pemuda yang menghadapi peralihan menuju dewasa.
Sebelumnya, GPN (Generasi Penerus usia Pra Nikah) Jakarta Selatan memiliki beragam kegiatan di luar pengajian rutin, seperti bukber, baksos, bazar, dan staycation di pantai atau gunung. Namun, pertemuan itu menjadi yang pertama kali diadakan di luar pengajian rutin mereka.
Kegiatan yang berlangsung di Restoran Taman Ayam Panggang Situ Gintung itu menghadirkan 110 peserta pada Minggu, (10/9).
Panitia menargetkan, para peserta lebih akrab satu sama lain, berinteraksi, sehingga mampu mengatasi perasaan insecure, cemas, dan bingung yang sering dialami di usia 19 hingga 30 tahun. Karena saat target pribadi belum terwujud, ekspektasi dari lingkungan dan peralihan peran dari remaja ke dewasa menjadi tekanan bagi pemuda tersebut.
Dewan Penasehat LDII Jakarta Selatan Rizal Noviantoro, menyambut baik kegiatan itu. ‘’Acara ini bertujuan untuk membantu generasi LDII Jakarta Selatan bertemu dengan teman-teman sebaya yang mengalami hal serupa dan saling tukar cerita serta mendukung satu sama lain,’’ papar Rizal.
Adapun tema “Quarter Life Crisis” dipilih karena sangat relevan dengan pengalaman generasi pra nikah pada umumnya. Remaja perlu mendapat dukungan untuk menghadapi fase tersebut agar kesehatan mental terjaga.
Owner Travel Haji dan Umroh Sawaaissabil Barokah Yuadhim Sa’airullah yang menjadi salah satu pemateri, menjelaskan, acara itu bermanfaat karena telah terbukti generasi muds dengan krisis seperempat abad memang butuh teman untuk menghadapi kesehariannya, permasalahannya, dan acara ini justru bisa menginspirasi kekompakan bersama.
Selain itu, peserta juga diajak mengimplementasikan Tri Sukses Generus, yaitu alim, berakhlakul karimah, dan mandiri. Rizal Noviantoro menjelaskan bahwa dari segi alim, diharapkan mereka lebih termotivasi dalam mencari ilmu dan saling mengenal teman-teman sebaya dari PC/PAC LDII lain. “Dalam hal berakhlakul karimah, nilai-nilai agama diharapkan menjadi pondasi dalam hidup mereka, dan mereka diajak untuk menerapkan 3S (Sapa, Senyum, Salam) dalam interaksi sosial,” ujarnya. Untuk sikap mandiri, peserta didorong berkolaborasi dan mendukung satu sama lain.
Dalam menangani fase quarter life crisis, Rizal Noviantoro juga menyarankan para generasi LDII Jakarta Selatan yang sudah memasuki usia 20-30 tahun agar termotivasi dan semangat menjadi profesional religius. Generasi muda juga perlu kembali mengkaji al-Quran dan hadis dari para ustad sebagai solusi terbaik dalam pendekatan spiritual. Lalu, para pemuda juga harus berbagi pengalaman dengan orang-orang yang sudah melewati fase ini, seperti orang tua atau pembina-pembina di LDII.
Lebih lanjut Yuadhim Sa’airullah menjelaskan, dengan berbekal kegiatan hari ini, ia yakin generasi muda LDII Jakarta Selatan punya motivasi lebih kuat menghadapi tantangan kehidupan. ‘’Semoga mereka bisa menjadi pionir bagi generasi muda untuk mencapai Tri Sukses Generus, jadi bisa menyikapi quarter life crisisnya dengan baik. Semoga mereka menjadi generasi yang produktif dan tentunya ini akan menjadi sangat bermanfaat bagi keluarganya maupun bangsa dan negara,’’ tuturnya.
Salah satu peserta Mutia Uswatun mengatakan, acara itu sangat menarik dengan menghadirkan narasumber yang luar biasa dan pemilihan tema yang benar-benar relevan dengan usia quarter life. “Gamesnya keren untuk mengasah kerjasama tim, kita jadi bisa saling berbagi pengalaman hidup dan semangat satu sama lain. Selain mendapatkan ilmu dan wawasan baru, kita juga punya kesempatan untuk berkenalan dengan teman-teman baru. Paling seru doorprize-nya banyak sekali,’’ tutup Mutia. (Ajeng)