Ketua DPW LDII DKI Jakarta: “Kami dalam Pilkada Netral Aktif”

Jakarta (08/02) – Menjelang pelaksanaan Pilkada, DPW LDII DKI Jakarta telah menghadirkan tiga Paslon Pilkada ke kantornya di Gedung Puri Indah Senayan, Jakarta, untuk silaturahim muwajjahah (temu muka) dengan para pengurus DPW, DPD, PC dan PAC se-DKI. Menurut Ketua DPW LDII DKI Jakarta, Ir. H. Teddy Suratmadji, M.Sc, pertemuan dengan para calon merupakan langkah konstruktif untuk memberikan masukan kepada semua calon gubernur DKI, bagaimana membenahi Jakarta, baik dari sisi infrastruktur maupun membangun rohani warga Jakarta.

“Pembangunan tanpa diiringi pembangunan mental dan spiritual hanya menghasilkan kemajuan semu. Maju dengan masyarakat yang tak agamis, sama halnya mendorong suatu bangsa ke arah kehancuran. Untuk itu kami ingin memilih pemimpin yang faqih terhadap agama, profesional religius,” begitu pendapat Teddy. Berikut nukilan wawancara dengan Teddy Suratmadji yang juga Litbang MUI DKI Jakarta di kantor DPW LDII DKI Jakarta.

Ketua DPW beberapa kali menyatakan bahwa LDII juga berkepentingan dengan Pilkada, apa maksud kepentingan itu?

Pilkada itu bukan hanya kepentingan para calon kepala daerah (Cakada), tetapi kepentingan ummat. Dasarnya hadits yang artinya ”Barangsiapa kaum yang memilih pemimpin atas dasar kefaqihan, maka akan hidup pemimpin, dan akan  hidup pula kaumnya. Sebaliknya, kalau memilih pemimpin bukan atas dasar itu, ya akan membawa kemadlorotan. Artinya, jika di suatu Kabupaten kehidupan masyarakat jadi susah, siapa yang salah? Ya salah masyarakatnya yang memilih Bupati yang tidak faqih, tidak profesional-religius, dan sifat-sifat pemimpin yang baik lainnya. Contoh yang paling ekstrim mungkin Amerika. Jika sekarang kondisi disana begitu hiruk-pikuk penuh dengan hal yang kontroversial di dalam negeri, bahkan jadi ancaman global karena sikapnya yang kontra-produktif, siapa yang salah? Ya salah mayoritas rakyat Amerika yang memilih Donald Trump. Itulah yang dimaksud bahwa LDII DKI berkepentingan dengan Pilkada. Dan tentunya juga semua warga masyarakat. Supaya memilih pemimpin yang baik.

Lalu apa maksudnya netral-aktif?

LDII itu lembaga dakwah yang netral, yang non-partisan, yang tidak berafiliasi dengan parpol manapun. Perihal netral, LDII tidak sendirian. Di koran The Jakarta Post tanggal 31 Januari kemarin, dimuat tulisan ”NU, Muhammadiyah ‘not involved’ in Jakarta election”. Kedua Ormas Islam besar itu menyatakan netral. Jika ada deklarasi memihak Cakada tertentu, itu datang dari individu-individu anggota ormas besar itu. Kemudian ada Ijtima Ulama Komisi Fatwa tahun 2009 di Padang Panjang yang menyatakan tentang larangan golput. Ini sesuai dengan LDII yang sejak awal telah menyatakan aktif. Aktif dalam arti mengajak warganya untuk tidak golput. Jadi “netral” artinya secara institusi LDII itu tidak memihak kepada siapapun, sedangkan “aktif” artinya mendorong warganya untuk memilih. Nah, untuk membantu warganya bisa memilih, caranya adalah antara lain dengan mempertemukan para Cakada itu dengan warga LDII.

Kenapa muwajjahah atau ketemu langsung?

Tentu saja perlu. Kita kan perlu mengetahui visi dan misi para Cakada itu, terutama komitmennya terhadap kehidupan beragama, terhadap Islam, terhadap dakwah. Kalau sekedar mengenal pada Cakada dari TV, koran, medsos, komitmen para Cakada terhadap dakwah tidak mungkin tergali. Nah, sekarang kami para pengurus DPW, DPD, PC, PAC sudah mengetahui dengan ainul yaqin, haqqul yaqin, tanpa perantara melihat dan mendengan dengan mata-kepala sendiri, bagaimana komitmen para Cakada itu terhadap dakwah.

Muwajjahah dengan semua Paslon?

Untuk menentukan pilihan kan ada caranya. Ada ilmunya. Ada haditsnya. Menentukan pilihan itu ada sholatnya. Sholat istikhoroh akan lebih baik kalau pernah muwajjahah, bertemu-muka, silaturohim dengan yang akan kita pilih. Do’a istikhoroh lebih khusyuk. Mantap. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa terpilihnya Cakada ini baik buat agama kami, buat kehidupan kami, dan buat segala perkara karena terpilihnya Cakada ini, maka qodarkanlah Cakada ini menjadi pemimpin kami, dan mudahkanlah perkaranya, dan berilah kebarokahan. Kan begitu.

Tapi temu-muka dengan semua paslon terkesan, maaf, plin-plan.

Mengadakan muwajjahah dengan semua Cakada adalah sebuah bentuk tabayyun dalam rangka mengenal dengan yang lebih jelas jatidiri masing-masing Cakada. Tabayyun adalah salah satu perintah Allah SWT yang ada di dalam Al-Quran. Cakada itu kan bukan orang sembarangan. Mereka dicalonkan oleh jutaan masyarakat Jakarta. Melalui proses yang panjang. Kemudian akan disaring melalui Pilkada. Tentunya LDII DKI perlu tabayyun secara langsung seperti apa komitmen masing-masing Cakada. Jadi muwajjahah dengan semua Cakada adalah tabayyun, bukan plin-plan.

Apakah DPW akan mengarahkan untuk memilih paslon tertentu?

Tugas DPW LDII DKI adalah menyelenggarakan muwajjahah para Cakada dengan warga kami yang diwakili oleh para pengurus sampai tingkat PAC. Selebihnya diserahkan kepada hasil istikhoroh masing-masing warga. Itulah makna hakiki dari “netral-aktif”.

Ketua DPW sudah menentukan pilihan?

Saya? Masih shalat istikharah.

Related posts

Leave a Comment