Bulan Ramadan, Bulan yang Harus Disambut dengan Kegembiraan

Jakarta – “Hanya sekedar menahan lapar bagi manusia, ayam yang sedang mengerami telur, ataupun pohon yang sedang dalam musim kemarau. Menandakan bahwa berpuasa dapat dilakukan oleh semua makhluk. Tetapi, berpuasa di bulan suci ramadan adalah panggilan khusus untuk orang iman.” Ungkap Ketua MUI Jakarta Pusat KH. Yusuf Aman, MA. dalam sambutannya saat mengisi tausyiah Pengajian Akbar Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1438 H, yang diselenggarakan oleh DPD LDII Kota Jakarta Pusat di Masjid An-Nafi’u Jakarta Pusat, Kamis, 25/06.

Dalam pengajian akbar ini, ketua Dewan Pimpinan Daerah LDII Kota Jakarta Pusat, Drs. Purwanto Hadi mengajak warga LDII untuk terus meningkatkan semangat dalam meraih 5 Sukses Ramadan, yaitu sukses puasa, sukses tarawih, sukses tadarus al-Qur’an, sukses lailatul qodar, dan sukses zakat fitrah. Di hadapan ratusan peserta pengajian akbar, Purwanto Hadi juga menghimbau untuk tidak terpengaruh terhadap hal mubadzir yang dapat melalaikan ibadah.

Dewan penasehat daerah DPD LDII Kota Jakarta Pusat KH. Imam Bashori menuturkan bahwa sesuatu yang sangat istimewa kedatangannya harus disambut dengan gegap gempita senang gembira. Karena diantara 12 bulan yang paling istimewa adalah bulan Ramadaan. ‘Di bulan ini pula Allah juga menurunkan kitab suci al-Qur’an”.

Sementara itu, KH. Yusuf Aman, MA. dalam tausyiahnya menyampaikan bahwa keistimewaan bulan suci Ramadan dilandasi dari empat sudut pandang. Pertama adalah  sejarah, pada jaman Nabi banyak terjadi peperangan dalam membela agama Islam di bulan Ramadan. Salah satunya terjadi pada 17 Ramadan 2H, yaitu saat 313 orang iman dapat mengalahkan ribuan orang kafir dari pasukan Quraisy. Dari sejarah tersebut KH. Yusuf Aman mengatakan tidak ada alasan bagi umat islam untuk berleha-leha di dalam bulan suci Ramadhan.

Yang kedua adalah aqidah. KH. Yusuf Aman menuturkan dengan mensukseskan 5 Sukses Ramadan kita berhak mendapat 2 cahaya. Dimana cahaya tersebut digunakan untuk mengatasi 2 kegelapan di hari akhirat nanti.

Ketiga adalah ibadah. Dalam sudut pandang ini, beribadah pada bulan suci Ramadan bagaikan menanam di tanah yang subur. Semua amalan akan ditingkatkan 10 hingga 700 kali lipat pada bulan Ramadan.

Keempat adalah sudut pandang muamalah. Orang-orang yang mendapat berkah berlimpah di dalam bulan suci Ramadhan tidak hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi seluruh umat. “Islam adalah selamat, dan bagaimana kita menyelamatkan orang lain”, tutup KH. Yusuf Aman sambil membacakan doa. [arif hidayatulloh/Lines DKI]

 

Related posts

Leave a Comment